Limbah peternakan merupakan masalah terbesar di sektor peternakan, terutama kotoran ternak ruminansia. Gas Methan (CH4) adalah salah satu senyawa yang dihasilkan oleh ternak ruminansia dan menjadi salah satu penyebab Global Warming. Namun Potensi Kotoran Ternak sangat besar jika mendapat penanganan yang tepat seperti Biogas dan Pupuk.
Mayoritas penduduk Desa Ngijo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang adalah petani dan peternak yang berusia lanjut. Keterbatasan tersebut mengakibatkan kurang terurusnya limbah-limbah dari sektor peternakan maupun pertanian. Khususnya kotoran ternak ruminansia dan limbah pertanian setelah panen yang hanya dibiarkan membusuk atau dibakar.
Selain produksi di sektor pertanian yang begitu rendah, kurangnya pengetahuan dan kemampuan peternak tentang penangan limbah peternakan juga menjadi maslah yang perlu ditangani oleh isntansi terkait. Dengan mengetahui penangan yang tepat maka warga desa Ngijo akan dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas baik di sektor pertanian maupun peternakan.
Dalam feses terdapat kandungan CH4 dan CO2 yang masih bisa dimanfaatkan sebagai tenaga alternatif (biogas). selain penangan melalui Biogas, feses ruminansia juga dapat dimanfaatkan sebagai Pupuk kandang yang sebagian besasr unsur makronya sudah terdapat di feses dan urin sapi.
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktifitas anaerobik atau fermentasi dari bahan0bahan organik termasuk diantaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah oraganik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan kabon dioksida.
Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik sangat populer digunakan untuk mengolah limbah biodegradable karena bahan bakar dapar dihasilkan sambil mengurai dan sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Metana dalam biogas, bila terbakan akan relatif lebih bersih daripada batu bata, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengna emisi karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam manajemen limbah karena metan merupakan gas rumah aca yang lebih berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida.
Proses pembuatan biogas ini diawali dengan pencampuran kotoran ternak ke dalam tabung / tempat digester dan akan mengalami proses fermentasi selama beberapa hari. Selanjutnya akan menghasilkan gas metan dan karbon dioksida. Gas metan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.
Hasil akhir proses fermentasi ini selain gas metan juga ada limbah cair yang akan keluar melalui lubang pembuangan. Berikut komponen yang terkandung dalam Biogas.
Pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk di desa Ngijo juga belum maksimal, terlihat dari tumpukan disekitar kandang dan belum layak dimanfaatkan sebagai sumber pupuk. Keluhan petani saat terjad kelangkaan atau mahalnya harga pupuk non organik (kimia) dapat diatasi dengan menggiatkan kembali pembuatan dan pemanfaatan pupuk kompos.
Proses pembuatan pupuk organik dapat dilakukan dengan mencampurkan semua bahan, bisa dengna limbah oraganik serta kotoran ternak, lalu ditambahkan EM4 yang sudah diencerkan. Tempat pembuatan Pupuk diusahakan tidak terkena sinar matahari dan hujan. Pada proses pembuatan pupuk, aktivitas mikroba ditandai dengan peningkatan suhu. Biasanya peningkatan suhu akan terjadi mencapai 300 derajat Celcius. Suhu tinggi ininmembuat kompos menjadi steril dari bibit gulma dan bakteri patogen. Campuran kotoran sapi tersebut telah menjadi kompos jika suhu sudah netral dan warnanya menjadi hotam kecoklatan. Kompos kotoran sapi yang telah selesai di buat ini dapat digunakan sebagai pupuk organink bagi segala jenis tanaman.
Alur pembuatan pupuk organik / kompos |
Hasil akhir Kompos / pupuk organik |
Hasil akhir dari pengangan kotoran ternak menjadi Pupuk Organik / kompos mengandung unsur hara yang cukup untuk dijadikan pupuk tanaman. Sehingga dapat meningkatkan produktifitas di sektor pertanian warga.
Penanganan limbah peternakan merupakan suatu hal yang sangat perlu dilakukan khususnya pada kotoran ternak ruminansia. Produksi kotoran ternak yang cukup banyak di Desa Ngijo Kecamatan Karangploso, Malang Jawa Timur sudah pasti dapat difungsikan untuk meningkatkan produktifitas warga dan mepermudah warga petani dan peternak yang mayoritas sudah lanjut usia. Peningkatan kesadaran warga dapat terlaksana jika ada kemauan oleh warga dan penyuluh serta didukung dangan program monitoring penyluhan yang berkelanjutan.
Categories:
Penyuluhan